Tuesday, April 25, 2017

KaligrafiIslamiHasyim Muhammad Al Baghdadi, Mengembalikan Kemegahan Khat Ke Tanah IraqKumpulan Kaligrafi Islam


Akhirnya sampai juga blog ini kepada Hasyim Muhammad Al Baghdadi salah seorang raksasa kaligrafi dari tanah Iraq. Bagi anda yang belum tahu siapa beliau, buku kaidah kaligrafi karya beliau sangat populer di Indonesia. Bahkan mungkin anda sekarang sedang memegang bukunya. Bukunya dipilih sebagai pedoman kaligrafi diseluruh dunia, karena Hasyim Muhammad berhasil memadukan kaligrafi gaya Turki dan kaligrafi gaya Iraq dengan kaidah kaidah yang sangat teliti.

Dulu seni kaligrafi berkembang ditanah Iraq melalui tangan tangan Ali Bin Hilal (Ibnu Bawwab). Kemudian panji panji kemegahannya diambil alih oleh para kaligrafer Turki dengan melahirkan banyak tokoh kaligrafi besar. Kemudian panji panji itu diakui kembali ke tanah Iraq melalui tangan Hasyim Muhammad Al Baghdadi. 

Hasyim Muhammad al Baghdadi adalah Abu Raqim Hasyim bin Muhammad bin al hajj Dirbas al Qaisy al Baghdadi. Lahir di Baghdad pada tahun 1917 M. Sumber sumber terpercaya memberikan angka tahun lahir yang berbeda beda. Ensiklopedy Arab (arab-ency.com) menyebutkan angka tahun 1917 sementara wikipedia menyebutnya tahun 1921 M. 

Hasyim lahir dari keluarga miskin. Ayahnya hanyalah seorang pekerja di pasar sayuran.

Pertama kali ia belajar kaligrafi pada Molla Arif as-Syikhli. Tidak hanya belajar kaligrafi, Hasyim juga belajar banyak hal pada gurunya ini. Bakatnya sangat menakjubkan. Ia dengan cepat bisa meniru gurunya. Baik tulisannya maupun tindak tanduknya. Diceritakan, bahwa Hasyim sangat mengidolakan Molla Arif sehingga ia membuat jendela kecil di kamar nya untuk mengamati tindak tanduk gurunya itu. Mulai dari cara duduknya, caranya menghormat tamu dan lainnya. 

Belajar Kepada Ali Shobir


Selepas dari Molla Arif, Hasyim belajar kepada almarhum Ali Shobir. Gurunya ini adalah seorang kaligrafer ternama yang memiliki watak keras dan tajam dalam mengkritik karya murid muridnya. Kepada Ali Shabir Hasyim belajar cuma sebentar.

Diceritakan, bahwa suatu hari Hasyim membuat karya untuk diperlihatkan kepada Ali Shabir. Hasyim berjuang untuk membuat karyanya itu sebagai karya terbaik. Setelah berjuang keras, karya itu selesai dan ia serahkan kepada gurunya. Sang guru sebenarnya kagum dan takjub dengan hasil karyanya. Hanya saja ia tidak ingin menunjukkan hal itu.

Ia mengkritik karya Hasyim di sana sini. Terakhir ia menduga Hasyim telah meniru karya karya orang Turki dan Mesir. Hasyim berusaha meyakinkan gurunya bahwa itu benar benar hasil kreasinya.  Namun usahanya sia-sia. Sang guru malah menasehatinya agar lain kali jangan melakukan penjiplakan karya orang lain. Hasyim bersikukuh, bahkan ia menawarkan diri untuk menulis kaligrafi yang baru dengan tulisan kalimat yang baru didepan gurunya. Sayangnya Ali Shabir tidak mau menarik ucapannya. Maka Hasyim Muhammad pun pergi.


Belajar Kepada Molla Ali al Fadhliy


Kemudian Hasyim belajar kepada Molla Ali al Fadliy, seorang guru di Masjid Jami' al Fadhl. Ali Al Fadhli adalah guru ilmu ilmu al Qur'an, Bahasa Arab, Arud, dan Seni Kaligrafi. Bersama sang guru ini, Hasyim belajar dan berlatih terus menerus. Hasilnya kemudian dikoreksi oleh sang guru, kemudian dikembalikan lagi dengan perasaan takjub. Setelah yakin dengan keahlian Hasyim, maka Molla Ali kemudian memberinya ijazah pada tahun 1943.

Rupanya Molla Ali al Fadhli inilah gurunya yang paling sering ia kenang dan ia puji. Hasyim mencintai gurunya ini. Hasyim hidup miskin. Ia tidak punya cukup biaya untuk pendidikannya. Maka, sambil belajar pada Molla Ali, ia memilih untuk mencari pekerjaan tetap. Hasyim diterima di Kementrian Pertahanan (wuzarotu ad difa) . Disana ia bekerja beberapa lama.

Belajar Ke Mesir


Pada tahun 1944 ia berangkat ke Mesir untuk mengikuti pendidikan seni kaligrafi di Ma'had Tahsinul Khutut (Sekolah eni Kaligrafi) di Kairo Mesir. Ia menunjukkan ijazahnya dan beberapa hasil karyanya kepada pihak sekolah, yang membuat takjub para direktur dan guru guru disana. Hasyim kemudian langsung diizinkan untuk mengikuti ujian akhir, dan ternyata memperoleh nilai tertinggi.

Hasyim mendapat ijazah khusus dari kaligrafer besar Mesir Sayyid Ibrahim dan kaligrafer Muhammad Husni. Atas prestasi nya itu ia diminta untuk tinggal di Mesir menjadi seorang guru. Tetapi Hasyim menolak. Ia memilih untuk kembali ke Baghdad dan membuka sebuah workshop disana.

Belajar Pada Hamid Al Amidi


Tampaknya Hasyim belum kenyang belajar kaligrafi. Ia kemudian berangkat ke Turki untuk melihat peninggalan peninggalan kaligrafi di Turki. Hampir semua tempat ia kunjungi dan ia dokumentasikan. Bahkan sebuah peninggalan kaligrafi yang berada tersembunyi disebuah gunung berhasil ia temukan. Hasyim juga mengunjungi beberapa kaligrafer besar. Antara lain ia bertemu dengan Musthafa Azmi Hamid Aytac al Amidi. Hasyim berguru kepada Hamid al Amidi beberapa tahun. Hamid sangat takjub dengan kemampuan Hasyim sehingga ia memberikan ijazah sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1950 dan 1052. Kedua ijazah ini sangat dibanggakan oleh Hasyim. Ia memajang kedua ijazah itu di workshopnya.

Hasyim secara perlahan mulai terang bintangnya. Ia menjadi master kaligrafi tingkat Internasional disaat pamor Hamid al Amidi mulai meredup karena usia tua. Saat itulah disebut sebut, panji panji kaligrafi telah berpindah tangan. Dari Iraq kembali ke Iraq.


Ijazahnya yang kedua dari Hamid Al Amidi
Ditulis dengan gaya diwani yang sangat indah. Bunyi teksnya adalah :

??? ???? ?????? ??????
??????? ?????? ???????? ????????????? ?????????
????????? ?????? ????????? ?????????????? ?????????????? ??????? ????????  ??????????? ?????? ???? ?????????? ??? ????? ?????????? ???????? ?????????? ?????? ??? ???????? ???? ??????????? ???????? ??????????????? ??? ?????????? ???????????? ?????? ??????? ?????? ?????????? ????? ????? ????? ??? ??????? ??????. 

???? ?? ??????????? ????? 1372 ?????? 
?????? ?????? ???? ???? ??????? ????? ?????? 

Selain terpengaruh Hamid Al Amidi, Hasyim juga sangat menyukai dan mengagumi karya karya Musthafa Raqim. Karena itulah ia memberi nama anaknya "Raqim"

Karya Karya Kaligrafinya


Hasyim terkenal dengan tulisannya yang bukan saja indah susunannya, tetapi juga halus seperti dikerjakan dengan mesin. Hasyim sangat teliti dalam mengikuti kaidah penulisan khat. Diantara kelebihan Hasyim Muhammad adalah kemampuannya dalam menuliskan huruf secara berulang ulang dengan bentuk yang sama persis. Kemampuan seperti ini jarang dimiliki kaigrafer, menunjukkan betapa seringnya dia berlatih kaligrafi.

Berikut ini beberapa diantara karyanya :


Surah Ali Imran ayat 159

???????? ???????? ?????????? ????? ???? 




?Al Qur'an Surah Al An'am ayat 162

????? ???? ???????? ????????? ?????????????? ???????????? ??? ????? ????????????? 




Syahadataini





Tinggi cita cita itu termasuk iman

???????? ?????????? ???? ????????????????  




Judul kitab : Alfu Lailah wa Lailah
(Seribu Satu Malam)





Basmalah




?Al Baqarah 185
?????? ????????? ??????? ??????? ?????? ????????? 





Surah Al Qadar ayat 5
??????? ???? ??????? ???????? ?????????



Nama Orang 
?????? ????? ??????? ????????




Surah Fathir 43 :
??? ???? ????? ????? ??? ?????




Surah Al Mulk ayat 29

???? ???? ??????????? ??????? ?????????? ????????????






???????????? ????? ????


Salah satu karya Hasyim Muhammad (tidak ada tauqi'nya) dalam gaya Diwani Jaly :
Hadrot Sohibu al siyadah ra'is majlis siyadahal fariq al rukn Muhammad Najib Ar Rubai'iy



????? ??????? ????????????




Karya Hasyim Muhammad, meniru tulisan Hafidz Usman.
Karya ini diberikan sebagai hadiah kepada kaligrafer Muhammad Badawi Ad-Dirani
  ????????????? ???????? ????????




Karya Tsuluts Mutanadzir (berpantulan) Surah Al Isra ayat 85

?????? ???????????? ???? ????????? ????? ????????




Sampul Sebuah Buku 



Ghirahnya Terhadap Kaligrafi Tradisional


Hasyim Muhammad adalah kaligrafer tradisional. Ia sangat menjunjung tinggi kaidah kaidah kaligrafi. Hasyim sangat cemburu bila ada kaligrafer yang menulis tanpa kaidah. Karena itu ia juga tidak suka bila ada yang mencoba kreatif mengembangkan model model huruf seni kaligrafi yang sudah mapan. Ia tidak suka yang berbau kontemporer, menulis huruf huruf sebebasnya tanpa kaidah. sebagaimana yang banyak dilakukan oleh kaligrafer Mesir dan Syiria.

Baginya, melanggar kaidah kaligrafi adalah kejahatan. Setiap usaha mengembangkan bentuk huruf yang sudah mapan ia anggap sebagai usaha untuk menghancurkan bahasa Arab dan huruf huruf Al Qur'an. Sikapnya ini bisa difahami, mengingat usahanya menguasai kaligrafi dengan susah payah. Ia tidak ingin ada kaligrafer kaligrafer malas, yang mengambil jalan pintas dalam berkarya dengan cara menulis semaunya tanpa mengikuti kaidah.

Bukunya

Hasyim Muhammad Al-Baghdadi meninggalkan sebuah buku kaidah belajar kaligrafi dengan judul (Qawaid al Khat Al Araby). Buku ini sangat populer dan dipelajari diberbagai negara. Di Indonesia bahkan hampir setiap kursus/sekolah kaligrafi menggunakan buku ini. Baik secara lengkap sebagaimana diterbitkan, maupun petikan petikannya. Hanya saja banyak guru kaligrafi yang tidak menerngkan secara jujur kepada murid muridnya bahwa kaidah yang sedang dipelajarinya itu adalah milik Hasyim Muhammad.

  

Wafat

Hasyim Muhammad Al Baghdadi wafat pada hari Senin tanggal 30 April 1973 setelah merasakan sakit pada dadanya malam itu. Ia dibawa ke rumah sakit, namun ajal menjemputnya. Jenazahnya disholatkan dengan imam Syeikh Ma'thuq Mahmud Al A'dzomy. Hasyim dimakamkan di kompleks pekuburan Khaizaran dekat masjid Abu Hanifah. Kuburnya bersebelahan dengan makam sufi terkenal Asy-Syibli.

Hasyim Muhammad berencana menulis mushaf Al-Qura'an, sayangnya tidak terwujud. Meski demikian, ia pernah diutus ke Jerman untuk menjadi supervisor pencetakan Al Qur'an yang ditulis oleh Muhammad Amin Al Rusydi.

Selama hidupnya ia hanya memberi satu ijazah kepada seorang muridnya : Abdul Ghani al Ani.



Riwayat Hidup Hasyim Muhammad Al Baghdadi, artikel original Kaligrafi Islam @2017.
Ditulis dengan memperhatikan sumber sumber berikut ini :


Sumber :
1.  Wikipedia, ???? ???? ????????
2.  amaze.com, presentasi Hasyim Muhammad
3.  Islambooks.info - Hasyim Muhammad Al Baghdadi
4.  http://www.calligraphyislamic.com- Hashim Muhammad Baghdadi


Tuesday, April 18, 2017

KaligrafiIslamiKitab Kitab Kaidah KaligrafiKumpulan Kaligrafi Islam

Banyak jenis jenis kaligrafi kuno, yang saat ini hanya dikenal namanya saja. Bahkan contoh contoh tulisannya pun tidak ada. Apalagi kaidah kaidah penulisannya. Semuanya masih lenyap. Harta karun itu belum terbuka untuk kita. 

Artikel ini dirangkum dari buku Mausu'ah Turats Al Khat karya Hilal Ibnu Naji. 

Para kaligrafer pendahulu kita sebenarnya telah membuat dan mematenkan kaidah kaidah kaligrafi. Kaidah kaidah itu mereka dokumentasikan dalam karangan karangan yang mereka tulis. Karangan karangan itu ada yang berupa risalah (sebuah kitab tipis), syair syair rojaz, ataupun kitab kitab besar. Sebagian karya karya itu ada yang sampai kepada kita. Tapi kebanyakan sudah hilang, hanya diketahui judul judulnya saja. 

Risalah Ishaq bin Ibrahim al Ahwal yang berjudul 'Tuhfatul Wamiq' adalah karangan pertama mengenai kaligrafi. Risalah ini lenyap, hanya diketahui judulnya saja. Sesudahnya, ada Wazir Ibnu Muqlah yang menulis kitab 'Jamal Al Khat' yang sayangnya juga hilang. Tinggal ringkasannya saja yang sampai kepada kita. 

Kemudian datanglah Ibnu al Bawwab mengarang 'Nadzom Ra'iyyah' mengenai kaidah kaidah khat. Nadzom ini diberi syarah (penjelasan) oleh tiga kaligrafer : Ibnu al Wahid, ibnu al Bashish, dan Al Ju'bari. Lalu pada abad ke lima ibnu al Habariyah menulis sebuah Nadzom (syair syair) dalam bahar (irama ) Rajaz, hanya saja karya ini juga lenyap. 

Pada abad ke 8 H muncullah kaligrafer Muhammad Sya'ban al Mushili (w. 828) mengarang Alfiyah (nadzom yang terdiri atas 1000 bait syair) berjudul 'Al Inayah ar-Rabbaniyyah fit Thariqah as- Sya'baniyah'. Alfiyah ini adalah kitab terlengkap yang tidak ada tandingannya pada masa itu. Tidak jelas apakah karya ini sampai kepada kita. 

Pada waktu yang sama, guru syekh Sya'ban yang bernama Muhammad bin Ali az Zaftawi al Mishri (w. 806 ) mengarang 'Minhajul Ishobah' yang sampai kepada kita satu salinan naskah. 

Pada abad ke 9 H, Muhammad bin al Hasan As-Sinjari mengarang nadzom rojaz berjudul Bidho'atul Mujawwad fi Shina'atil Khat wa Ushulihi. Bersamaan dengan itu, kaligrafer Mesir yang lain, Ibnu Shoigh (w. 845) mengarang kitab berjudul Tuhfatu Ulil Albab Fi Shina'atil Khat Wal Kitab. Pada akhir abad ke 9 Abdullah bin Ali al Haytami mengarang kitab al Umdah fil Khat

Pada abad ke 10 Muhammad bin Hasan At Thayyibi mengarang kitab Jami' Mahasini Kitabatil Kuttab. Pada abad ke 12 Az Zubaidi mengarang kitab Hikmatul Isyraq Ila Kitabil Afaq

Orang terakhir yang diketahui mengarang kitab tentang khat adalah Soleh As Sa'di al Musili (kaligrafer yang wafat terbunuh) mengarang Nadzom Rojaz mengenai kaidah kaidah khat. 

Sayangnya, orang orang terdahulu hanya belajar kaligrafinya saja dari gurunya, tanpa mempelajari dan mendokumentasikan teori dan kaidahnya serta tokoh tokohnya. Sehingga banyak jenis jenis kaligrafi yang hanya tinggal sebutannya saja. Tetapi contoh contoh karyanya dan kaidah kaidahnya tidak diketahui. 

Harta karun itu masih terkunci bagi generasi kita.

Friday, April 14, 2017

KaligrafiIslamiKarya Karya Muhammad Shiyam, Kaligrafer Palestina (Download)Kumpulan Kaligrafi Islam


Karya karya terbaik Kaligrafer Palestina, Muhammad Shiyam dan buku bukunya yang bisa anda download (scroll kebawah). 

Muhammad Bin Sholih Bin Hasan Shiyam atau yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Shiyam. Lahir di desa Lafta (Lifta), Quds (Yerusalem) pada tahun 1339 H atau 1920 M. 

Ia belajar di Madrasah Buq'ah selama empat tahun dan melanjutkan dua tahun di Madrasah Tamrin, dan dua tahun di Madrasah Rusydiyah Qudus. Disini ia bertemu dengan kaligrafer Abdul Qadir Syahabi, yang merupakan murid dari Muhammad Izzat. Sebelumnya ia belajar kaligrafi secara otodidak dengan meniru niru karya orang lain. Kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Kuliah setahun di Terra Sancta College. Tahun 1929 berangkat ke Bolivia untuk mengunjungi keluarganya sambil menekuni bahasa Spanyol. Pulang dari Bolivia, ia menjadi guru. Ia mempunyai metode mengajar yang maju sehingga disukai.


Tahun 1937 ia pergi ke Kairo Mesir atas dorongan dari Abdul Qadir Syahabi. Ia menjumpai kaligrafer besar Masir Sayyid Ibrahim untuk menunjukkan karya karyanya. Sayyid Ibrahim takjub dengan hasil karya Muhammad Shiyam, maka ia mengangkatnya menjadi muridnya. Muhammad Shiyam mendapat Ijazah dari gurunya itu tahun 1948.

Kemudian ia pulang ke Quds (Jerusalem), dan membuka gallery kaligrafi. Ia menekuni profesi sebagai kaligrafer. Pada tahun 1952 ia menulis buku panduan belajar kaligrafi Riq'ah untuk pemula. Buku ini ditetapkan sebagai pegangan wajib siswa siswi Palestina. Kemudian ia menulis buku Hadaiq al Khat Al Arabi tahun 1970 sebuah buku panduan kaligrafi untuk tingkat i'dadiyah. 

Muhammad Shiyam menguasai semua jenis kaligrafi, kecuali Kufi. Meskipun ia kagum dengan karya karya kufi, namun ia tidak pernah menuliskanya sama sekali.


Muhammad Shiyam wafat pada sore hari Kamis tanggal 15 Rajab tahun 1411 H / 30 Januari 1991 M dan dimakamkan di kompleks pekuburan Bab Sahiroh di Jerusalem.

Berikut ini karya karya dan bukunya:








Buku Hadaiq al khat


Buku al Kuras as Sahl, latihan riq�h


Mudah mudahan berguna
Karya karya Muhammad Shiyam, Kaligrafi Islam 2017

Monday, April 10, 2017

KaligrafiIslamiKisah Yusuf Rasa Dan Huruf Ba Yang TerbalikKumpulan Kaligrafi Islam


Khattat Muhammad Yusuf Akay bin Muhammad Amin atau yang lebih dikenal dengan nama Yusuf Rasa. Ia lahir pada permulaan Abad ke 19 M di Turki. Ia belajar kaligrafi pada Muhammad Syafiq dan Muhammad Syauqi. Ia hidup semasa dengan para kaligrafer besar, dan berkesempatan untuk mempelajari cara mereka menulis kaligrafi. 

Dikisahkan mengenai asal mula nama Rasa, bahwa setelah ia menguasai dengan baik kaligrafi yang di pelajarinya, ia tunjukkan karyanya itu kepada gurunya. Sang guru berkata :  al aana rasaa khattuka (sekarang sudah bagus tulisanmu). Sejak saat itulah ia dipanggil Yusuf Rasa. 

Dalam sejarah hidupnya, yang paling menarik adalah ketika ia berangkat ke Damaskus atas perintah Sultan Abdul Hamid Khan II. Misinya adalah untuk membuat tulisan kaligrafi di Masjid Jami' Umawi, setelah masjid itu direnovasi dan dipulihkan setelah terbakar pada tahun 1893 H.

Misi kedua adalah untuk membangkitkan seni kaligrafi di tanah Syam. Kelak ia memiliki banyak peninggalan dan murid murid yang menjadi master master kaligrafi di Suriah. Karena itu, ia dianggap sebagai madrsah kaligrafi pertama di negeri Syam, di awal abad ke 20. Yang dimaksud negeri Syam adalah meliputi Syiria, Jordan, Lebanon, dan Palestina.

Dalam salah satu karyanya di Mihrab utama Masjid Jami' Bani Umayyah tersebut, Yusuf Rasa membuat kaligrafi bertuliskan : ?????? ??? ????? ????? ??????? (kullamma dakhala alaiha Zakariyya al mihraba), ia menuliskan huruf ba' secara vertikal seperti yang bisa anda lihat dalam gambar berikut ini :

????? ?????? ??????
Perhatikan, bagaimana Yusuf Rasa menulis huruf Ba'pada kata Mihrab

Tulisannya ini lantas mengundang kontroversi. Ada yang menganggapnya sebagai satu penciptaan seni yang indah, ada juga yang tidak suka. Penguasa Damaskus saat itu termasuk orang yang tidak senang dengan caranya meletakkan huruf ba' itu. Maka ia disuruh kembali untuk membetulkannya. Namun Yusuf Rasa tidak mau, dan tulisan itu di biarkan begitu saja sampai sekarang. Penolakan Yusuf Rasa itu, semata mata didorong oleh pandangan seninya, bukan karena sempitnya bidang tulis sebagaimana yang banyak diduga orang. Kalau dia mau, dia bisa merubah huruf ba' itu secara horizontal sebagaimana semestinya, dan meletakkannya diatas sebagaimana yang biasa dilakukan kaligrafer lain. Wallahu A'lam.

Berikut ini adalah karya karyanya : 


Wamaa taufiiqi illa billah
Surah Huud ayat 88
??? ?????? ??? ?????





??? ???? ????? ?? ????? ?????? : ????? ???? ??? ????
Qaalallahu ta'alaa fi kitabihil aziz :  wallahu ghalibun alaa amrihi
Al Qur�n Surah Yusuf ayat 21




??? ?? ??? ???? ??????
anaa fi himaa allahi warasulihi (aku berada dalam pertolongan Allah dan Rasulnya)





Yaa Rahiimal ibaad
?? ???? ??????

Yusuf Rasa wafat pada tahun 1915 di Damaskus.

Mudah mudahan bermanfaat. Terima kasih.

Kisah Yusuf Rasa dan Huruf Ba yang terbalik, artikel original Kaligrafi Islam @2017 berdasarkan sumber sumber berikut :


  1. Facebook Kunuz al Khat
  2. Lahnelkalam.blogspot
  3. eternityletters